10 HEWAN LANGKA PULAU KALIMANTAN INI TERANCAM PUNAH
BRITA10 | Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang berada di negara Indonesia. Kalimantan memiliki hutan yang lebat habitat dari hewan-hewan langka yang kini terancam punah akibat maraknya aksi penebangan pohon, pembakaran hutan, perburuan liar dan lain sebagainya.
Hutan Kalimantan adalah surga bagi bagi banyak flora dan fauna Indonesia. Hewan-hewan langka ini tumbuh subur di salah satu hutan hujan terbesar kedua di dunia setelah Hutan Amazon di Amerika Selatan. Namun karena banyaknya praktek illegal logging dan eksplorasi alam yang berlebihan, akibatnya banyah hewan penghuni Pulau Kalimantan menjadi langka keberadaannya dan bahkan terancam punah jika ini terus berlanjut.
Berikut 10 Hewan Langka Pulau Kalimantan Yang Terancam Punah yang kami lansir dari berbagai sumber.
Hutan Kalimantan adalah surga bagi bagi banyak flora dan fauna Indonesia. Hewan-hewan langka ini tumbuh subur di salah satu hutan hujan terbesar kedua di dunia setelah Hutan Amazon di Amerika Selatan. Namun karena banyaknya praktek illegal logging dan eksplorasi alam yang berlebihan, akibatnya banyah hewan penghuni Pulau Kalimantan menjadi langka keberadaannya dan bahkan terancam punah jika ini terus berlanjut.
Berikut 10 Hewan Langka Pulau Kalimantan Yang Terancam Punah yang kami lansir dari berbagai sumber.
1. Orangutan Kalimantan
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) adalah spesies orangutan asli asal Pulau Kalimantan. Hewan langka Pulau Kalimantan yang terancam punah ini dapat hidup selama 35 - 60 tahun.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) adalah spesies orangutan asli asal Pulau Kalimantan. Hewan langka Pulau Kalimantan yang terancam punah ini dapat hidup selama 35 - 60 tahun.
Baca Juga : 10 Hewan Berbahaya Penghuni Hutan Hujan Amazon
Orangitan Kalimantan adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar di dunia. Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecokelatan dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah hingga hitam. Berat orangutan kalimantan jantan dewasa bisa mencapai 50 - 90 kg dengan tinggi antara 1,25 - 1,50 meter. Sementara orangutan Kalimantan betina memiliki berat antara 30-50 kg dengan tinggi sekitar 1 meter.
Hewan langka ini sekarang terancam punah keberadaannya. Kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan adalah beberapa penyebab semakin berkurangnya populasi mereka hidup di alam liar. .
Orangitan Kalimantan adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar di dunia. Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecokelatan dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah hingga hitam. Berat orangutan kalimantan jantan dewasa bisa mencapai 50 - 90 kg dengan tinggi antara 1,25 - 1,50 meter. Sementara orangutan Kalimantan betina memiliki berat antara 30-50 kg dengan tinggi sekitar 1 meter.
Hewan langka ini sekarang terancam punah keberadaannya. Kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan adalah beberapa penyebab semakin berkurangnya populasi mereka hidup di alam liar. .
2. Bekantan
Bekantan (Nasalis larvatus) adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna cokelat kemerahandan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet nasalis.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari Bekantan betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Sementara Bekantan betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makananya. Selain memakan buah-buahan dan biji-bijian, Bekantan memakan daun-daunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.
Spesies hewan yang menjadi maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia ini terancam punah karena hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang masih terus berlanjut.
Bekantan (Nasalis larvatus) adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna cokelat kemerahandan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet nasalis.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari Bekantan betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Sementara Bekantan betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar sebagai hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makananya. Selain memakan buah-buahan dan biji-bijian, Bekantan memakan daun-daunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.
Spesies hewan yang menjadi maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia ini terancam punah karena hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang masih terus berlanjut.
3. Lutung Merah
Lutung Merah (Presbytis rubicunda) adalah sejenis primata di dalam keluarga cercopithecidae. Hewan langka pulau Kalimantan ini terancam punah jika tidak dilindungi dengan sangat serius. Lutung Merah memiliki ekor panjang dan memiliki bulou berwarna kemerahan , wajah berulas kebiruan, sedangkan anakan berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam pada bagian punggung dan melintang sepanjang bahu.
Lutung Merah dapat hidup di perkebunan tertentu dan keluar dari hutan kemudian memasuki kebun-kebun untuk memakan dedaunan muda dan biji-bijian. Kelestarian Lutung Merah semakin terancam dikarenakan beberapa penyebab utama seperti pembukaan atau penebangan hutan berskala besar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan satwa liar.
Baca Juga : 10 Spesies Hewan Punah Paling Menakjubkan Di Dunia
4. Lutung Dahi Putih
Lutung Dahi Putih (Presbytis frontata) adalah hewan asli Pulau Kalimantan yang terancam punah keberadaannya. Spesies ini semakin berkurang sekitar 30% dalam rentan waktu 30 tahun. Hal ini disebabkan karena perburuan liar untuk di ambil dagingnya sebagai obat tradisional serta hilangnya habitat mereka dengan sangat cepat.
5. Tupai Peminum Darah
Tupai Peminum Darah (Rheithrosciurus macrotis) adalah salah satu hewan langka yang hidup di Pulau Kalimantan. Walaupun spesies ini memiliki tubuh yang kecil, namun hewan ini dapat membunuh hewan lainnya seperti Kijang yang memiliki tubuh lebih besar darinya. Hewan ini diketahui sering beraktivitas di malam hari di Taman Nasional Gunung Palung, Provinsi Kalimantan Barat.
Ciri-ciri Tupai Peminum Darah ini memiliki bulu telinga yang panjang dan ekor besarnya berbulu lebat. Ekor hewan pengerat ini memang lebih besar dari panjang tubuhnya. Sementara panjang total dari hewan ini adalah sekitar 36 cm.
Salah satu cara bertahan hidup dari Tupai Pemakan Darah ini adalah dengan meminum darah rusa dengan cara meloncat dari pohon ke leher rusa untuk meminum darahnya yang bahkan sampai merobek leher rusa hingga terbunuh.
Ciri-ciri Tupai Peminum Darah ini memiliki bulu telinga yang panjang dan ekor besarnya berbulu lebat. Ekor hewan pengerat ini memang lebih besar dari panjang tubuhnya. Sementara panjang total dari hewan ini adalah sekitar 36 cm.
Salah satu cara bertahan hidup dari Tupai Pemakan Darah ini adalah dengan meminum darah rusa dengan cara meloncat dari pohon ke leher rusa untuk meminum darahnya yang bahkan sampai merobek leher rusa hingga terbunuh.
6. Gajah Pygmi
Gajah Pygmi atau Gajah Kalimatan (Elephas maximus borneensis) adalah subspesies dari Gajah Asia yang dapat di temukan di Pulau Kalimantan bagian utara. Asal usul Gajah Kalimantan ini masih merupakan kontroversi. Terdapat hipotesis bahwa mereka dibawa ke Pulau Kalimantan pada tahun 2003. Penelitian DNA mitokondria menemukan bahwa lelihurnya terpisah dari populasi daratan selama pleistosen, ketika jembatan darat yang menghubungkan Pulau Kalimantan dengan Kepulauan Sunda menghilang 18.000 tahun yang lalu.
Spesies Gajah Pygmi kini berstatus kritis akibat hilangnya sumber makanan, pengrusakan habitat mereka. Menurut IUCN pada tahun 2007, Populasi Gajah Pygmi hanya tinggal 1.000 ekor di Pulau Kalimantan.
Gajah Pygmi atau Gajah Kalimatan (Elephas maximus borneensis) adalah subspesies dari Gajah Asia yang dapat di temukan di Pulau Kalimantan bagian utara. Asal usul Gajah Kalimantan ini masih merupakan kontroversi. Terdapat hipotesis bahwa mereka dibawa ke Pulau Kalimantan pada tahun 2003. Penelitian DNA mitokondria menemukan bahwa lelihurnya terpisah dari populasi daratan selama pleistosen, ketika jembatan darat yang menghubungkan Pulau Kalimantan dengan Kepulauan Sunda menghilang 18.000 tahun yang lalu.
Spesies Gajah Pygmi kini berstatus kritis akibat hilangnya sumber makanan, pengrusakan habitat mereka. Menurut IUCN pada tahun 2007, Populasi Gajah Pygmi hanya tinggal 1.000 ekor di Pulau Kalimantan.
7. Katak Kepala Pipih
Katak Kepala Pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) adalah sejenis kodok dari suku Bombinatoridae. Katak langka yang terancam punah ini merupakan satu-satunya jenis katak di dunia yang diketahui tidak memiliki paru-paru.
Katak ini pertama kali dideskripsi pada tahun 1978 oleh Djoko T. Iskandar. seorang pakar herpertofauna dari ITB Bandung. Spesiemen yang hanya satu-satunya ini ketika itu ditemukan disekitar Nanga Pinoh, Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun berbagai cara pencarian terus dilakukan, spesies yang kedua baru bisa ditemukan ditempat yang berdekatan dengan tempat pertama pada tahun 1995.
Baca Juga : 10 Hewan Laut Paling Berbahaya Di Bumi
Katak ini pertama kali dideskripsi pada tahun 1978 oleh Djoko T. Iskandar. seorang pakar herpertofauna dari ITB Bandung. Spesiemen yang hanya satu-satunya ini ketika itu ditemukan disekitar Nanga Pinoh, Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Meskipun berbagai cara pencarian terus dilakukan, spesies yang kedua baru bisa ditemukan ditempat yang berdekatan dengan tempat pertama pada tahun 1995.
Baca Juga : 10 Hewan Laut Paling Berbahaya Di Bumi
8. Pesut Mahakam
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering juga disebut sebagai Lumba-lumba air tawar. Hewan langka Pulau Kalimatan ini terancam punah keberadaannya diatas permukaan bumi karena menurut IUCN pada tahun 2007, hewan ini hanya tersisa 50 ekor saja di dunia. Populasi hewn ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pedangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesuut Mahakam juga terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.
Tidak seperti mamalia air lainnya yang hidup di laut, Pesut Mahakam hanya hidup di sungai-sungai daerah tropis yang keberadaannya hanya tiga lokasi di dunia yaitu di Sungai Mahakam, Sungai Mekomg dan Sungai Irawady yang semuanya berada di Pulau Kalimantan.
Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat dengan kedua matanya yang kecil. Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh, sirip dada lebar membundar.
9. Owa Kalimantan
Owa Kalimantan atau Owa Kalawet (Hylobates albibarbis) adalah sejenis kera arbureal yang menyebar terbatas (endemik) di pedalaman hutan Kalimantan, Indonesia dibagian barat daya Pulau Kalimantan diantara aliran Sungai Kapuas dan Sungai Barito.
Owa Kalimantan bertubuh sedang. Panjang kepala dan badan hewan jantan dewasa antara 462 - 475 mm sementara betinanya sedikit lebih besar dengan ukuran 465 - 497 mm. Warna hewan ini umumnya kecokelatan hingga cokelat terang. dengan topi atau tudung cokelat gelap. alis keputihan dan pipi serta dagu keputihan yang mengesankan seperti berewok berwarna putih melingkari wajahnya yang berwarna hitam. Bagian dada dan perut sisi dalam tungkai serta ujung tangan dan kaki berwarna cokelat gelap , setidaknya lebih gelap dari bagian tubuh lainnya. Jari-jari tangan dan kaki kehitaman , punggung bagian bawah lebih terang warnanya.
Owa Kalimantan saat ini dikatagorikan sebagai hewan dalam status terancam punah oleh IUCN. Penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya luas hutan rawa gambut yang menjadi habitat kera ini di Pulau Kalimantan.
Baca Juga : 10 Ular Paling Mematikan di Dunia
Baca Juga : 10 Ular Paling Mematikan di Dunia
10. Kucing Merah
Kucing Merah (Pardofelis badia) atau dikenal juga sebagai Kucing Kalimantan adalah kucing liar endemik Pulau Kalimantan yang sangat langka keberadaannya. Menurut data IUCN pada tahun 2012, spesies Kucing Merah terancam punah karena penurunan populasi yang diperkirakan lebih dari 20% pada tahun 2020 karena hilangnya habitat asli mereka di hutan hujan Kalimantan. Pada tahun 2007, Populasi Kucing Merah diperkirakan kurang dari 2.500 ekor kucing dewasa yang hidup di alam liar.
Kucing Merah berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan Kucing Emas Asia. Bulunya berwarna cokelat terang dan lebih pucat di tubuh bagian bawah. Bulu dibagian kaki dan ekor agak pucat berwarna merah. Ekornya memanjang dan meruncing pada ujungnya dengan garis putih di sisi bawah dan ada bercak hitam kecil di ujung atasnya. Telinga Kucing Merah berbentuk bulat, warna bulu pada bagian luar adalah cokelat kehitaman. sedangkan pada bagian dalam berwarna lebih terang.
Panjang kepala dan badan hewan ini bervariasi dari 49,5 sampai 67 centimeter dengan panjang ekor antara 30 - 40,3 centimeter. Kucing dewasa memiliki berat sekitar 3-4 Kg.
Nah itulah 10 Hewan Langka Pulau Kalimantan Yang Terancam Punah yang apabila kita tidak jaga dan lestarikan akan benar-benar punag dari permukaan bumi Kalimantan.
Nah itulah 10 Hewan Langka Pulau Kalimantan Yang Terancam Punah yang apabila kita tidak jaga dan lestarikan akan benar-benar punag dari permukaan bumi Kalimantan.
0 Response to "10 HEWAN LANGKA PULAU KALIMANTAN INI TERANCAM PUNAH"
Posting Komentar